Enam Hari Pasca Gedung Dewan Dibakar Massa, Nilai Kerugian DPRD Sulsel Belum Ditaksir

Gedung Tower DPRD sulsel

PHINISIMEDIA.COM, MAKASSAR – Enam hari sudah berlalu sejak kobaran api melahap Gedung DPRD Sulawesi Selatan dalam kerusuhan pada Jumat (29/8/2025) malam.

Namun, hingga Kamis (4/9/2025), jumlah kerugian yang ditimbulkan dari insiden tersebut masih belum bisa dipastikan.

Ketua DPRD Sulsel, Andi Rachmatika Dewi Yustitia Iqbal atau yang akrab disapa Cicu, menegaskan bahwa nilai kerugian tidak bisa diperkirakan secara sembarangan.

Menurutnya, semua aset harus dihitung secara detail, baik bangunan, isi gedung, maupun peralatan kerja anggota dewan yang ikut terbakar.

“Kerugian kita belum bisa dipastikan. Itu harus dihitung secara independen, karena nilainya tidak hanya bangunan, tapi juga isi-isi di dalamnya seperti dokumen, alat elektronik, dan aset lainnya. Jadi harus detail, tidak bisa sembarangan,” jelas Cicu.

Bangunan DPRD Sulsel yang berdiri sejak 1970 di Jalan Urip Sumoharjo, Makassar, kini tampak nyaris menghitam.

Dinding-dinding kokohnya berubah muram, menyisakan puing dan bau asap yang masih pekat.

Cicu menegaskan, pihaknya masih menunggu perhitungan resmi dari Badan Keuangan dan Aset Daerah (BKAD) Sulsel yang akan melibatkan appraisal independen.

“Saya tidak berani mengeluarkan angka karena itu akan jadi dasar dalam perencanaan pembangunan kembali. Kalau salah, justru bisa merugikan kita sendiri. Jadi kita tunggu hasil penilaian resmi,” tegas legislator Partai NasDem itu.

Menurut Cicu, kebakaran bukan hanya melalap bangunan fisik, tetapi juga meluluhlantakkan berbagai fasilitas kerja.

Mulai dari arsip penting, perangkat elektronik, hingga ruang sidang yang menjadi pusat kegiatan legislasi.

“Semua harus dihitung dengan teliti. Tidak bisa hanya menaksir bangunannya saja,” tambahnya.

Di sisi lain, aktivitas DPRD Sulsel masih terganggu karena aparat kepolisian masih melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP).

Meski begitu, agenda penting seperti rapat paripurna pembahasan APBD Perubahan 2025 tetap dijadwalkan digelar.

Untuk sementara, DPRD Sulsel memanfaatkan teknologi rapat virtual via Zoom.

Beberapa opsi kantor sementara juga tengah dipertimbangkan, termasuk Ruang Pola Kantor Gubernuran, Kantor Dinas PU, hingga Dinas Perhubungan.

Sebagai langkah darurat, DPRD Sulsel juga menyiapkan tenda di sekitar gedung terbakar.

Tenda ini bukan untuk berkantor, melainkan untuk menampung barang-barang yang masih bisa diselamatkan.

“Iya, rencananya kita akan pasang tenda. Bukan untuk berkantor, tapi untuk menaruh sementara barang-barang yang tersisa sambil menunggu kantor pengganti,” ujar Cicu.

Sementara itu, Wakil Ketua DPRD Sulsel, Fauzi Andi Wawo, menyebut pihaknya berencana melibatkan tim peneliti dari Universitas Hasanuddin (Unhas) guna mengkaji kelayakan struktur bangunan.

“Kalau hasil penelitian menyatakan masih layak, dua sampai tiga bulan ke depan kita bisa kembali gunakan gedung tersebut. Tapi kalau tidak memungkinkan, tentu kita akan fokus menggunakan kantor sementara,” jelas politisi PKB itu.

Fauzi menambahkan, meski suasana belum kondusif, fungsi pengawasan DPRD Sulsel tetap berjalan.

Ia juga menyerahkan proses hukum terkait pembakaran gedung parlemen ke pihak kepolisian.

Semua CCTV di kawasan DPRD akan diperiksa untuk mengungkap para pelaku.

“Biarlah aparat yang menangani kasus ini. Yang terpenting, mari kita bersama menjaga Sulsel, tanah yang kita cintai,” tegasnya.

Meski berdiri di tengah puing dan keterbatasan, para legislator menegaskan DPRD Sulsel tidak akan berhenti bekerja.

“Pada prinsipnya, kami tetap ada untuk rakyat,” tutup Cicu.

 

Comment