PHINISIMEDIA.COM, BALIKPAPAN – Keterbatasan lahan tidak menjadi halangan bagi Green Generation SMP Negeri 9 Balikpapan untuk terus berinovasi. Menghadapi persoalan lahan yang sebagian digunakan untuk bangunan koperasi, mereka meluncurkan program kreatif bernama ELASTIK (Efisiensi Lahan Sempit Tanpa Panik) sebagai solusi dalam pengembangan kebun tanaman obat keluarga (TOGA).
Melalui program ELASTIK, siswa dan guru memanfaatkan metode vertical gardening atau penanaman vertikal. Teknik ini memungkinkan berbagai tanaman obat, seperti jahe, kunyit, serai, hingga daun herbal lainnya, ditanam secara bertingkat menggunakan rak maupun media gantung. Dengan begitu, lahan yang terbatas tetap bisa dimaksimalkan untuk kegiatan bercocok tanam.
Pembina Green Generation SMPN 9 Balikpapan, Shara Ratna Sukmawati, S.Pd., menjelaskan bahwa program ELASTIK hadir untuk menjawab tantangan keterbatasan ruang terbuka. “Problem kita memang ada pada lahan, sebagian digunakan untuk bangunan koperasi. Karena itu, kami memilih menanam TOGA dengan sistem vertikal. Program ini kami sebut ELASTIK, Efisiensi Lahan Sempit Tanpa Panik. Selain hemat tempat, metode ini juga melatih kreativitas siswa dalam mengelola lingkungan,” ujarnya.
Dengan ELASTIK, kebun TOGA sekolah tetap berfungsi sebagai “apotek hidup” yang bermanfaat, sekaligus menjadi sarana belajar interaktif. Siswa tidak hanya mengenal jenis tanaman obat, tetapi juga memahami cara bercocok tanam modern yang ramah lingkungan meski dengan lahan terbatas.
Program inovatif ini diharapkan menjadi inspirasi bagi sekolah lain untuk tidak menyerah pada keterbatasan lahan, melainkan mencari solusi kreatif demi keberlangsungan pendidikan lingkungan yang berkelanjutan. (*)
Comment