PHINISIMEDIA.COM, MAKASSAR – Universitas Negeri Makassar (UNM) kembali menunjukkan komitmennya dalam pengabdian kepada masyarakat.
Kali ini, UNM melaksanakan Program Kemitraan Masyarakat (PKM) bertajuk “Peace Building melalui Pelatihan Bahasa Damai dan Kewargaan Damai.”
Kegiatan ini digelar di SMK Telkom Makassar, Jumat (3/10/2025).
Pesertanya diikuti puluhan siswa yang antusias mengikuti setiap sesi pelatihan.
Program ini dipimpin oleh Asri Ismail, S.Pd., M.Pd.
Dosen muda Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (PBSI) UNM itu bertindak selaku ketua tim pelaksana.
Sementara dua anggota tim yakni M Yunasri Ridhoh dan Andi Noor Mubaraq.
Pelatihan ini digagas karena rendahnya kesadaran siswa menggunakan bahasa santun. Hal itu terlihat dari interaksi mereka di sekolah dan media sosial.
Sering kali, interaksi antar siswa masih diwarnai kata-kata keras, tidak ramah, atau bahkan menyinggung perasaan orang lain.
Melihat fenomena tersebut, tim PKM UNM menghadirkan gagasan Bahasa Damai.
Melalui konsep ini, siswa diajak untuk berkomunikasi dengan cara yang santun, membangun, dan menghargai perbedaan.
Dalam pelatihan ini, siswa tidak hanya belajar teori tentang Bahasa Damai.
Mereka juga melakukan simulasi dan studi kasus untuk memahami bagaimana penggunaan bahasa dapat memengaruhi hubungan sosial.
“Bahasa bukan hanya alat komunikasi, tetapi juga cerminan karakter. Dengan membiasakan diri berbahasa damai, siswa sebenarnya sedang menanamkan nilai toleransi dan menghargai perbedaan,” kata Asri Ismail.
Tak hanya belajar tentang bahasa, para peserta juga dibekali materi Kewargaan Damai.
Materi ini menanamkan nilai demokrasi, toleransi, serta tanggung jawab sosial dalam kehidupan sehari-hari.
Melalui metode partisipatif, siswa diajak berdiskusi dan berbagi pengalaman tentang cara mereka menghadapi perbedaan pendapat, baik di lingkungan sekolah maupun masyarakat.
“Kami ingin siswa memahami bahwa kewargaan damai bukan hanya soal menaati aturan, tetapi juga tentang kesadaran menjadi warga yang menghargai keberagaman,” jelas Asri.
Sementara itu, Yunasri Ridhoh menambahkan, pelatihan ini sangat relevan bagi generasi muda, terutama di era digital.
“Pelajar sekarang adalah warga digital. Mereka harus memahami bahwa tanggung jawab sebagai warga juga berlaku di ruang maya, baik dalam berkomentar, berdebat, maupun berinteraksi,” tuturnya.
Untuk memperkuat pemahaman peserta, tim UNM juga mengadakan Simulasi Resolusi Konflik.
Dalam sesi ini, siswa dilatih menggunakan dialog, mediasi, dan pendekatan non-kekerasan dalam menyelesaikan perbedaan.
Dengan skenario yang menyerupai situasi nyata, peserta belajar mengendalikan emosi, mendengarkan pendapat orang lain, dan mencari solusi bersama tanpa kekerasan.
Banyak siswa mengaku pengalaman ini membuka wawasan mereka tentang arti sebenarnya dari perdamaian dan empati.
Kegiatan ini menjadi bagian dari upaya UNM dalam mengimplementasikan Tridharma Perguruan Tinggi, khususnya di bidang pengabdian kepada masyarakat.
Melalui kegiatan ini, UNM menegaskan peran strategisnya dalam dunia pendidikan.
Kampus Oranye itu tak hanya mencetak insan cendekia, tetapi juga generasi yang berkarakter damai dan toleran.
“Kami berharap siswa SMK Telkom Makassar bisa menjadi agen perdamaian di lingkungannya. Mereka bukan hanya cerdas secara akademis, tapi juga bijak dalam berkomunikasi dan bersikap,” pungkas Asri Ismail
Comment